cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PAWIYATAN
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue " Vol 22 No 2 (2015)" : 12 Documents clear
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS INQUIRY MELALUI LESSON STUDY Nugraheni, Diah
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims is to develop an integrated science learning instruments based inquiry by lesson study that can improve students interest and creativity, knowing effectivity and practically of integrated science learning instruments based inquiry by lesson study. This development of learning instruments is done by lesson study using research and development model by Plomp in 5 phase, namely (1) preliminary investigation, (2) design, (3) realization/construction, (4) test, evaluation, and revision, and (5) implementation. Implement of the research in SMP N 6 Semarang class VII semester 2. Instruments and technique of collect data is used by checklist, observation, questionnaire, and test method. Analysis data to know the instruments of this research is valid, effective, and practical with count of valid instruments of the data, carried out learning, students interest, students creativity, students response, data of result study, gain of students interest and creativity, and significance test. Result validation of syllabus, lesson plan, and learning material based inquiry wich develop by lesson study indicate: (1) learning instruments are valid, practical, and effective, (2) students interest and creativity increase, (3) more than 80% students have given good responses, (3) classical completeness learning is more than 75%. Thus, we can conclude that development of integrated science learning instruments based inquiry by lesson study are effective and practical to improve students interest and creativity, so the result study can optimal. This research needs to be continuous to solve the problems on learning and get a quality of learning. Key words : integrated science learning instruments, inquiry, and lesson study
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERVISI SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY) DAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN KIMIA (CHEMOENTREPRENEURSHIP) KOMPETENSI TERKAIT HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI Mursalin, Enggal
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dalam rangka menghasilkan bahan ajar bervisi SETS dan berbasis kewirausahaan kimia (chemoentrepreneurship) kompetensi terkait hidrokarbon dan minyak bumi yang valid dan efektif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan minat berwirausaha siswa kelas X SMAN 4 Semarang tahun ajaran 2011/2012. Pengujian pengembangan bahan ajar dan pembelajaran menggunakan rancangan penelitian pretest and posttest group design yang dilakukan pada kelas terbatas dan kelas luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar bervisi SETS dan berbasis kewirausahaan kimia (chemoentrepreneurship) dapat meningkatkan prestasi belajar kelas luas dengan peningkatan sebesar 0,70 (tinggi) dan 78,12% siswa mempunyai minat berwirausaha dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar bervisi SETS dan berbasis kewirausahaan kimia (chemoentrepreneurship) menghasilkan respon positif serta pembelajaran dapat dikatakan praktis dan efektif. Dengan demikian pengembangan bahan ajar bervisi SETS dan berbasis kewirausahaan kimia (chemoentrepreneurship) disimpulkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan minat berwirausaha siswa. Kata Kunci : bahan ajar, visi SETS, kewirausahaan kimia, hidrokarbon dan minyak bumi
EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SAINS PADA PROGRAM GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) Tamaela, Elsina Sarah
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bersifat evaluatif dengan menggunakan Stake’s Models untuk mengevaluasi pelaksanaan program praktikum IPA di PGSD pada sekolah tinggi di Jawa tengah. Subjek evaluasi adalah mahasiswa yang menawarkan mata kuliah praktek  IPA pada tahun akademik 2010/2011 yang terdiri atas dua kelas dengan total sampel 75 orang mahasiswa dan satu orang dosen pengampu mata kuliah. Pelaksanaan evaluasi berlangsung pada bulan November 2013. Data diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) jumlah alat, bahan, dan buku penuntun praktikum masih belum sebanding dengan jumlah kelompok mahasiswa yang terbentuk untuk kegiatan praktikum. Ketersediaannya hanya satu set berbanding tiga kelompok mahasiswa. 2) Kinerja dosen dalam implementasi program dapat dikatakan baik meskipun ada berbagai kekurangan. 3) Kompetensi akademik mahasiswa berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 30,90%, dan itu merupakan capaian tertinggi. 4) Respon mahasiswa baik terhadap pelaksanaan program praktikum. Hal ini dibuktikan dengan persentase untuk semua item pilihan jawaban menunjukan 85% memilih setuju, 5% memilih sangat setuju, dan 10% memilih tidak setuju  dengan pelaksanaan program tersebut. Kata kunci : evaluasi program praktikum, model evaluasi Stake’s
DAMPAK PERISTIWA MADIUN 1948 TERHADAP MASYARAKAT KOTA MADIUN Ratnasari, Sri Dwi
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tahun 1948 terjadi peristiwa yang menyangkut revolusi Indonesia, yaitu Peristiwa Madiun. PKI dianggap sebagai dalang yang bertanggungjawab dalam peristiwa tersebut. Peristiwa Madiun dilatarbelakangi oleh adanya Perjanjian Renville dan program ReRa oleh Kabinet Hatta yang menyebabkan adanya ketegangan diantara kalangan TNI, FDR/PKI dan masyarakat. Peristiwa Madiun 1948 merupakan upaya dari FDR/PKI untuk menguasai Kota Madiun dan mengambilalih pemerintahan dari tangan Republik. FDR/PKI mendirikan sebuah pemerintahan darurat yaitu Front Nasional Daerah Madiun. Peristiwa tersebut menelan banyak korban jiwa karena terjadi pembunuhan-pembunuhan terhadap tokoh masyarakat, pegawai pemerintahan, pasukan-pasukan pemerintah, ulama-ulama, para santri dan masyarakat biasa yang dilakukan oleh oknum-oknum PKI. Di bidang sosial, karena kekejaman PKI masyarakat Madiun cenderung menutup diri, sikap diam dan tidak berbicara terkait dengan peristiwa yang terjadi pada 1948 dianggap sebagai solusi yang tepat. Kebencian yang mendalam membekas di hati masyarakat Madiun antara kaum abangan dengan kaum santri. Di bidang ekonomi, harga-harga bahan pokok sempat mengalami penurunan dan masyarakat Madiun yang berbasis ekonomi pertanian tidak menjual hasil pertaniannya ke kota lain tetapi untuk dikonsumsi sendiri, sehingga pemenuhan kebutuhan bahan pokok dapat terpenuhi.  Kata Kunci: Peristiwa Madiun, Masyarakat
DEVELOPING REFLECTIVE WEBBED THEMATIC LEARNING DOCUMENTS TO FOSTER CRITICAL THINKING SKILL Kurniasih, Mike Dewi
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The questioner that was given for 20 science teachers of SMP shows that only 20% teacher reflects their lesson plan before applicated to the next class. This fact indicates that the teacher’s reflection awarness is low. The other problem founded in former research is 70% teacher feels hard to carry meaningful learning.The aims of this study is for developing the reflective webbed-thematic learning documents to learn the relationship between photosynthesis and global warming that is valid and reliable to be applicate on SMP Grade  VIII. This learning documents can helps the teacher to do reflection and foster the critical thinking skill. This study is Research and Development which consist of four steps (Define, Design, Develop, and Dessiminate) that is modificated. On the develop stage the learning documents are reflected three times to produce the final product. The implementation of learning document could develop the critical thinking skill. The second meeting gave the best score for critical thinking skill. The open-ended question developed can motivates the students to express their prediction and argument. The implementation learning documents which mainly focuse on reflection has sucessfully improve the quality of teaching and learning process. It caused by the teachers were already knew the weakness and the correct it. Keywords: Critical thinking skill, webbed thematic learning, reflective lerrning, photosynthesis, global warming
TEORI SOSIOKULTURAL VYGOTSKY Fakhruddin, Asef Umar
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pendidikan anak usia prasekolah berbeda dari pendidikan anak usia sekolah dasar awal. Kalau pendidikan bagi anak usia prasekolah bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, maka konsep pendidikan di awal sekolah dasar bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan kecerdasannya. Di sinilah perbedaan antara pendidikan usia dini dengan pendidikan di sekolah dasar. Hal ini pula yang ingin didedahkan oleh Vygotsky dalam teori sosiokulturalnya. Sebabnya tidak lain karena anak usia dini memiliki ranah dan pemahaman yang berbeda dalam mengapresiasi lingkungan sosialnya dan juga sosial masyarakat pada umumnya.  Kata kunci: Vygotsky, lingkungan, sosial, pendidikan.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA Sukoco, Sukoco
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akhir-akhir ini di berbagai belahan dunia  termasuk Indonesia telah  merebak konflik sosial antar kelompok baik bersifat horisontal maupun vertikal. Kecenderungan inilah menjadi alasan yang kuat untuk melakukan kajian terhadap masalah multikultural. Multikulturalisme adalah sebuah gerakan atau paham yang memperjuangkan kesetaraan untuk mengakui dan menghargai perbedaan dari ras, agama, etnik, budaya, gender, dan kelas sosial untuk menghadapi polarisasi dan permasalahan dunia. Paham ini dapat diinternalisasi melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural    adalah proses dan strategi untuk membentuk sikap setiap orang untuk menghormati orang lain dengan berbagai perbedaan yang ada pada dirinya  dari aspek budaya, ras, etnik, agama, kelas sosial, maupun gender  dengan yang dimiliki orang lain, karena setiap orang memiliki dimensi yang berbeda dalam pengalaman, pikiran, persepsi,  sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia menghadapi tantangan yang luar biasa antara lain:1). keragaman identitas budaya daerah, 2).pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah, 3). kurang kokohnya nasionalisme, 4). fanatisme sempit, 5). konflik kesatuan nasional dan multikultural, 6). kesejahteraan ekonomi yang tidak merata di antara kelompok budaya, 7). keberpihakan yang salah dari media massa khususnya televisi swasta dalammemberitakan peristiwa Kata kunci: kebijakan, pendidikan multikultural, Indonesia.
ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA Muryati, Sri
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru dalam pembelajaran memiliki tanggung jawab menanamkan karakter atau watak siswa sangat penting dijadikan titik tolak dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai dasar membangun pribadi yang memiliki mental spiritual, kesehatan, rohaniah dan jasmaniah yang utuh. Profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan professional lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki ketrampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan guru yang professional pada dasarnya ditentukan oleh metodennya yang berarti pada ketatanan kematangan yang mensyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai pencetak guru, instasi yang memberi guru dalam hal ini kementerian pendidikan kebudayaan dan persatuan guru Republik Indonesia. Kata Kunci : guru, profesionalisme
PENGELOLAAN AIR DAN SUMBER AIR TERPADU YANG BERKELANJUTAN Samidjo, Jacobus
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok mahkluk hidup dan pembangunan semakin hari semakin menjadi persoalan dan merupakan potensi konflik kepentingan antar daerah. Kondisi ini perlu diatasi melalui upaya “pengelolaan air dan sumber air terpadu yang berkelanjutan” (real time water allocation), dan perlu pertimbangan secara serius pengembangan kerjasama antar daerah. Upaya ini tidak dapat diterapkan menyeluruh di Indonesia, perlu dilaksanakan secara bertahap sesuai kondisi obyektif wilayah sungai dan daerah bersangkutan namun perlu segera ditangani agar tidak akan dihadapi masalah yang lebih besar dan mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Kata Kunci : sumber air, sungai
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN MEREK YANG BELUM TERDAFTAR DI INDONESIA Sayekti, Sri
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merek sebagai salah satu karya intelektual perlu mendapatkan perlindungan hukum dalam penggunaannya. Merek sangat diperlukan dalam kegiatangan perdagangan baik barang maupun jasa ,hal ini karena peranan merek sebagai identitas suatu barang  maupun jasa yang menunjukkan asal barang dan jasa tersebut dari produsen atau pengusaha tertentu. Peniruan dibidang merek marak terjadi utamanya pada Usaha-usaha Mikro Kecil dan Menengah, oleh karena itu perlindungannya perlu diperhatikan agar didapat iklim yang kondusif dalam kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa. Perubahan system perlindungan merek dari deklaratif ke konstitutif telah mengakibatkan diwajibkannya pendaftaran sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan hak atas merek. Sehingga mengakibatkan timbulnya istilah Merek  Terdaftar dan Merek yang Belum Terdaftar. Hal ini menyebabkan adanya Merek yang terlindungi dan Merek yang tidak terlindungi. Pendaftaran Merek sebagai syarat untuk mendapatkan perlindungan tidak sesuai dengan konsepsi Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri yaitu untuk melindungi setiap karya intelektual yang beretikat baik. Lamanya proses pendaftaran dan mahalnya biaya pendaftaran serta kesadaran hukum yang rendah menyebabkan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tidak efektif sehingga diperlukan suatu sitem perlindungan yang menyeluruh guna melindungi penggunaan Merek di Indonesia sesuai dengan prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya titik berat perlindungan Merek bukan pada pendaftaran melainkan pada penggunaannya dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Pendaftaran merek tidak seharusnya menghapus hak pemilik merek untuk mendapatkan perlindungan hukum.                                                           Kata Kunci: Perlindungan,  Merek yang Belum Terdaftar, Tinjauan Yuridis

Page 1 of 2 | Total Record : 12